Masa lalu itu tak bisa diubah
Sedangkan masa depan penuh dengan ketidakpastian
Satu-satunya yang pasti dan masih dapat diubah ialah saat ini.
Banyak yang berkata, “masa depan anda, ada di tangan anda”.
Namun saya lebih suka mengatakan, “masa sekarang anda, ada di tangan anda” dan “masa
lalu anda, ada di masa sekarang”
Saya lebih suka menilai sesuatu dari apa yang dilakukan sekarang. Bukan menilai dari rencana-rencana "indah" yang penuh ketidakpastian karena yang terpenting dari masa depan ialah bukan masa depan itu sendiri, bukan rencana ataupun cita-cita, melainkan apa yang kita lakukan saat ini untuk menuju pada rencana atau cita-cita tersebut.
Masa sekarang kelak akan menjadi masa lalu. Waktu ketika anda membaca paragraf diatas ialah masa lalu dan kita tak akan mungkin bisa kembali ke masa lalu. Masa lalu itu akan selalu pergi menjauh secara perlahan, detik demi detik, menit demi menit. Hingga tanpa kita sadari, tiba-tiba tahun demi tahun telah berlalu menjauhi kita, dan tak mungkin kembali. Di dalam Al-Quran, Allah Subhanallahu wa ta'ala telah berfirman seraya bersumpah atas waktu :
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan amal sholih dan saling
menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam (menetapi) kesabaran.”
[ al-Ashr [103]: 1-3 ]
Orang yang beruntung bukanlah yang berpangkat tinggi, bukan pula yang kaya atau yang paling pintar melainkan orang-orang beruntung ialah orang-orang yang senantiasa beriman dan melakukan amal sholeh.
Masa depan dan perubahan
Sekali lagi, masa
depan itu penuh dengan rencana. Masa depan itu penuh dengan bayang-banyang dan
ketidak-pastian. Satu hal yang pasti ialah masa sekarang, saat ini. Di
kepastian inilah kita berjuang, bukan dalam angan-angan di masa depan namun di saat ini, saat ini juga.
"Mari menyejarah", dua kata yang sering dilontarkan oleh abang saya, dr. Poby Karmendra. Setiap rangkaian detik yang kita lalui tak ubahnya dengan merangkai sejarah untuk kita kenang. Begitupula hari ini, besok dan seterusnya. Kita selalu merangkai sejarah yang akan selalu abadi. Agar sejarah itu indah, maka rangkailah detik demi detik dengan hal-hal yang bermanfaat. Sehingga ketika kita mengenang masa lalu, kita akan tersenyum bukan sebaliknya, menangis dan menyesal.
Jadi, inti dari perubahan bukanlah merubah masa depan
melainkan merubah masa sekarang, masa saat ini. Sebagai seorang pemuda, saya memiliki cita-cita besar terhadap bangsa ini. Salah satu cita-cita saya ialah, saya ingin melihat negara ini menjadi negara maju sebelum saya tutup usia nanti. Tiga poin utama yang menjadi parameter negara maju bagi saya ialah pendidikan, ekonomi dan moral.
Mungkin cita-cita ini terdengar aneh bagi sebagian orang. Namun saya yakin tidak ada seorangpun yang mampu menjamin hal tersebut tidak mungkin untuk dicapai. Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman semua untuk ikut berjuang menggapai cita-cita ini. Saya yakin tidak ada satu pun dari kita yang tidak ingin memajukan bangsa ini. Semua pasti mau. Sekarang tinggal bagaimana usahanya dan sebesar apa usahanya. Semua itu, kita sendirilah yang bisa menentukannya :)
Kita berjuang saat ini, untuk merajut masa depan dan mengukir masa lalu. Ingatlah, semakin besar perjuangan kita maka akan semakin kecil pula penyesalan yang kita peroleh nantinya.
penyesalan = 1/perjuangan
BalasHapus