Sabtu, 20 Oktober 2012

Agar aku bisa lebih baik




Aku adalah seorang kritikus
Kerjaku adalah mengkritik dan mengkritik
Apapun bisa aku kritik, pasti
Karena aku yakin, di dunia ini tidak ada yang sempurna
Pasti akan selalu ada celah yang bisa aku kritisi




Aku adalah seorang motivator
Kerjaku adalah memberi semangat kepada mereka
Siapapun bisa aku motivasi
Karena aku yakin, hidup ini ialah belajar
Dan gagal ialah salah satu proses dari belajar


- I need both of you -

Dalam diri kita, terdapat dua sisi berbeda yaitu satu sisi yang selalu memberi semangat , keyakinan dan motivasi dan sisi lain yang sebaliknya, yang selalu berusaha mengkritik, menjatuhkan dan men-demotivasi. Porsi dari keduanya tentunya berbeda-beda pada setiap orang. Inilah yang membedakan mana orang yang selalu bersemangat dan mana yang kurang bersemangat, mana yang cenderung optimis dan yang pesimis. Selanjutnya kita sebut kedua sisi ini sebagai sisi kritikus dan sisi motivator.

Menurut saya, dua-duanya tidak ada yang lebih baik pun tidak ada yang lebih buruk. Orang-orang yang cenderung bersemangat berarti memiliki sisi motivator yang tinggi dalam dirinya. Namun tetap ia harus memiliki sisi kritikus. Sisi kritikus inilah yang membuat seseorang selalu berkembang dengan menyadari celah dirinya. Tanpa sisi kritikus, seseorang akan cenderung merasa sudah baik atas semua hasil yang ia capai tanpa menyadari apa kekurangan dari setiap pencapaian tersebut.

Namun, jika sisi kritikus mendominasi, kita bisa bayangkan apa yang akan terjadi, yaitu orang akan cenderung menjadi pesimis dan selalu menyalahkan dirinya atas semua celah dari hasil perjuangannya. Mereka akan cenderung berkata "Kok gue banyak kurangnya ya... Kayaknya semua yang gue lakuin ga ada gunanya" dst. 

Di lain pihak, jika sisi motivator mendominasi, sisi yang bersemangat dan menggebu-gebu ini akan susah untuk di kontrol. Seseorang akan cenderung merasa puas dan sudah melakukan yang terbaik padahal sebetulnya banyak kekurangan dari apa yang telah ia lakukan bahkan mungkin ada usaha-usaha yang belum ia lakukan untuk memaksimalkan capaian tersebut. Orang yang memiliki sisi motivator dominan biasanya akan cenderung beranggapan "Gue udah melakukan yang terbaik kok. Gue udah berusaha keras kok" dst.

Disnilah poin utamanya, yaitu bagaimana kita sebagai insan dapat menyeimbangkan kedua sisi ini. Sisi ini akan bekerja sama dengan sisi motivasi yang selalu optimis yang memberikan motivasi untuk bangkit dari kegagalan demi kegagalan yang kita hadapi. Salah seorang direktur dari perusahaan tempat saya bekerja pernah berkata sembari bercanda :

"Kalau kita gagal jangan patah semangat, kita harus bisa bangkit! karena ada banyak kegagalan-kegagalan lain yang belum kita coba"

Maknanya begitu dalam bagi saya. Gagal itu biasa. Orang yang bodoh bukanlah orang yang gagal, tak peduli seberapa banyak kegagalan yang ia "raih", melainkan orang yang bodoh ialah orang yang jatuh pada kegagalan yang sama berkali-kali tanpa belajar dari kegagalan tersebut. 

Satu poin penting lain yang perlu saya tekankan ialah, jangan membuang-buang waktu untuk membuktikan sebuah kegagalan jika orang lain sudah membuktikannya, lebih baik cari kegagalan lain untuk dicoba. Hehe. Intinya, belajar dari pengalaman itu penting, namun tidak hanya belajar dari pengalaman sendiri, melainkan juga belajar dari pengalaman orang lain, ini juga tak kalah pentingnya.

Oleh karena itu, mulai hari ini, mari kita coba kegagalan demi kegagalan yang sudah menunggu. Gunakan sisi kritikus untuk mengevaluasi diri dan sisi motivator untuk terus bangkit mencoba kegagalan-kegagalan lainnya.  

Sumber : opini pribadi :)

Beberapa catatan :
  1. Jangan lupa untuk sejenak berhenti dan berfikir agar kita mampu menyeimbangkan kedua sisi ini, karena kita jualah yang mengetahui porsi yang pas untuk diri kita. 
  2. Jika tak mampu memotivasi diri sendiri, mintalah teman terdekat anda untuk memberikan motivasi sembari belajarlah untuk memotivasi diri sendiri.
  3. Jika tak mampu mengkritik diri sendiri, mintalah teman terdekat anda untuk memberikan kritik sembari belajarlah untuk mengkritik diri sendiri.


Rabu, 17 Oktober 2012

Pemuda dan Perubahan


"Hanya ada dua jenis anak muda di dunia ini, mereka yang MENUNTUT perubahan dan mereka yang MENCIPTAKAN perubahan" 
- Pandji Pragiwaksono -

Dalam hati : "Masih kurang satu mas Pandji, mereka yang tidak PEDULI akan perubahan. Mau berubah kek, mau enggak, endjoy adjaaa..."

Sabtu, 13 Oktober 2012

Faris Odeh 1985-2000



Faris Odeh, December 1985 - 9 November 2000
Foto ini diambil pada 29 Oktober 2000. Sepuluh hari kemudian, pada 9 November 2000, ketika Faris kembali melempar batu pada tank-tank penjajah, ia diembak pada lehernya oleh tentara Israel.


Ya Allah,
Terimkasih...
Sampai detik ini Engkau masih memberikan hati yang lembut kepada kami,
Sehingga kami bisa merasakan bagaimana pedihnya penderitaan saudara-saudara kami di sana.
Sehingga hati ini masih bisa terketuk tatkala melihat darah-darah saudara kami yang tertumpah di sana.
Sehingga air mata ini masih bisa berlinang melihat semangat yang begitu besar dari mereka.
Melihat anak-anak kecil yang tak gentar berhadapan dengan tank-tank zionis yahudi.

Sungguh, aku belum melihat semangat dan keberanian seperti itu dalam sejarah bangsaku, terlebih lagi pada diriku.

Namun Ya, Allah,
Ampunilah kami,
Karena masih sedikit yang telah kami lakukan untuk membela saudara-saudara kami di sana.
Selain sekedar rasa prihatin dan iba.
Selain sekedar tetesan air mata yang tentunya tak akan mengurangi penderitaan mereka.
Ampuni kami ya Allah.

Ya Allah,
Bebaskanlah mereka,
Kuatkanlah mereka,
Lindungilah mereka,

Ya Allah,
Sungguh, musuh-Mu juga adalah musuh kami,
Semoga hari ini atau esok,
Kami bisa melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar prihatin dan do'a,
Semoga dengan ilmu yang kami miliki, kelak kami bisa membantu mereka,
Dengan tangan-tangan kami,
Dengan pengetahuan yang kami punya,
Tunjukkanlah jalannya Ya Allah,
Mudahkanlah jalannya Ya Allah,
Aamiin, Ya Allah.

Ya Allah,
Berikanlah kami hati yang lembut selembut hati Nabi Muhammad SAW.
Berilah kami keberanian sebagaimana besarnyanya keberanian yang Engkau berikan pada Khalifah Umar bin Khattab r.a. agar kami berani untuk mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
Aamiin, Ya Rabbal'alamin.

==========================================================

Begitulah teman-teman, saya selalu sedih tiap kali menonton video perjuangan saudara-saudara kita di Jalur Gazza sana. Melihat anak-anak kecil yang begitu berani menghadapi tank-tank bersenjata lengkap hanya dengan beberapa buah batu kecil, Subhanallah.

Dalam sebuah hadits musthofa, Rasulullah SAW bersabda, "Walaupun Ka'bah dirubuhkan batu demi batu, adalah lebih ringan bagi Allah dari tertumpahnya darah seorang muslim." Sebuah hadits yang begitu mengiris tatkala saya hanya berdiam diri menonton video-video penderitaan mereka yang ada di Palestina.

Dan setiap kali melihat foto Faris Odeh di atas, saya selalu bertanya kepada diri sendiri, "lantas, apa lagi yang aku takutkan di bumi ini kecuali Allah SWT. Masih pantaskah takut pada dosen? takut pada Ujian? takut pada masalah? atau takut pada masa depan?" Tidak lagi. Cobalah, teman-teman print dan pajang foto itu di kamar masing-masing, semoga bisa menambah keberanian dalam menghadapi setiap rintangan hidup ini.

Ohya, terkait perjuangan melawan musuh-musuh Allah, dalam surat Al-Anfal 60-66, Allah telah berfirman dengan sangat jelas. Sedikit saya tunjukkan surat Al-Anfal ayat 60, yang artinya :

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS al-Anfal [8]: 60).

Termasuk didalamnya ialah musuh-musuh Islam, terlebih lagi musuh abadi kita yaitu syaitan yang di dalam Al-Qur'an Allah telah menegaskan bahwa sesungguhnya syaitan itu ialah musuh yang nyata bagi kita :


Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah ayat 208)

Next, kita lompat sedikit, apa yang bisa kita lakukan?
Banyak saudara-saudaraku... Sungguh banyak.

Teman-teman bisa googling di internet tentang apa yang bisa kita lakukan untuk membela saudara-saudara kita yang berada Palestina dan Tepi Barat. Tentu akan lebih mengena jika teman-teman berusaha mencari sendiri ketimbang saya "suapin", hehe. Lagi pula, ada banyak pemikiran dan pandangan yang beragam tentang tindakan-tindakan teruntuk bagi saudara-saudara kita disana, mulai dari jangka pendek, menengah hingga jangka panjang. Salah satunya seperti apa yang sedang saya lakukan sekarang, mengajak teman-teman semua untuk ikut peduli dengan kondisi mereka, tidak hanya di Palestina, namun juga India, Syiria, Myanmar, dan banyak lagi saudara-saudara seiman kita yang tertindas di luar sana (bisa di googling aja untuk info lebih lanjut).

Saya pun punya ide unik menanggapi hal ini, namun sekedar rencana awal yang masih begitu unik, yaitu saya bercita-cita membangun sendi-sendi perusahaan yang mampu mengalahkan perusahaan-perusahaan milik yahudi. Dengan demikian, tentu mereka akan kalang kabut soal ekonomi. Intinya, No dana, No perang, No bantai saudara Muslim saya di Palestina. Agak mengkhayal, tapi ingatlah, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah bersama kita. Atau teman-teman ingin membantu saya? Atau mungkin teman-teman punya ide lain yang lebih menarik? Just share it! :)

Teman-teman juga dapat berkunjung ke blog ini, cukup inspiratif (recomended juga untuk dibaca, serius!) :
http://adamp1.wordpress.com/2009/01/18/we-will-not-go-down-song-for-gaza/ 


Berikut salah satu paragraf dari artikel tersebut yang cukup inspiratif bagi saya :

Yang gw tahu dan gw rasa…
Dia sadar bukan orang yang paling suci dari hal yang haram apalagi syubhat.
Dia sadar dia tidak sealim seperti ikhwan-ikhwan yang biasa ‘hang out’ di Masjid. Meskipun dia selalu berusaha untuk sholat jamaah awal waktu di Masjid. Mungkin dia bukan bagian dari mereka. Di saat dia asyik meluangkan waktunya ngerokok, mereka di sana mengisi waktunya mencium mushaf saku kecilnya setiap memulai dan mengakhiri kajian. Dia Cuma berusaha menunjukan ke dirinya sendiri, betapa dia sangat peduli dengan penderitaan dan perjuangan saudara-saudaranya di Gaza dan Tepi Barat.



Jumat, 12 Oktober 2012

Deadline!!!

Ya, kita tak asing dengan kata-kata deadline.
Deadline merupakan batas waktu yang menjadi patokan kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan.

sumber : scele.cs.ui.ac.id, setiap tanggal merah bukan hari libur, melainkan deadline tugas

Sedikit curhat saja, akhir-akhir ini deadline-deadline tugas di kampus saya begitu membabi-buta. Bagai senapan mesin otomatis yang menghabisi targetnya tanpa ampun. Hampir setiap minggunya ada deadline dan bukan cuma satu. Belum lagi amanah yang memiliki deadline tersendiri di setiap minggunya. Berat? Tentu!

Itulah hidup, hidup dipenuhi dengan deadline.

Disalah satu twitnya, teman saya @yahyaman09 berceloteh, "Yeah! everyday is a deadline day!".  Tepat sekali!. Setiap hari dalam hidup kita merupakan deadline, garis mati. Mungkin lebih tepatnya setiap detik.

Sungguh, (sebagai mahasiswa normal) ketika ada tugas, kita takut jika kita tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Terlebih lagi bagi karyawan, karena ancamannya ialah kehilangan pekerjaan. Cemas? Wajar, berarti anda normal!

Kemudian bagaimana dengan deadline kehidupan ini?
Percayalah, setiap detik yang kita lalui ialah deadline.
Setiap detik adaah deadline bagi kita untuk berbuat kebaikan.
Setiap detik adalah deadline bagi kita untuk beramal sebanyak-banyaknya.
Setiap detik pula adalah deadline bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi akhir hidup ini.
Mengapa? Jawabannya cuma satu, kita tak tahu kapan kita akan dipanggil oleh-Nya.
Detik demi detik, bagi mereka yang sadar, tentu akan selalu dihantui dengan ketakutan.
Sudah siapkah?
Sudah cukupkah amalan kita?
Sudah pantaskah untuk menerima syurga-Nya?
Sudah memohon ampunkah?
Sudah bertaubatkah?

Jawabannya akan selalu belum. Siapapun kita, sombong sekali jika kita berkata kita sudah siap.

Bayangkanlah, nabi kita, yang selalu kita cintai dan sayangi, Muhammad SAW, satu-satunya manusia yang terlepas dari dosa, pun setiap harinya beliau beristighfar lebih dari 70 kali. Seorang manusia yang telah dijanjikan syurga, namun dia tetap takut jika tak mendapat Ridho dari Allah SWT.

Lalu, siapa kita? Sucikah kita?

Kita bukan siapa-siapa. Kita bukan Nabi apalagi Rasul. Kita tak pernah dijanjikan pasti masuk syurga. Kita juga bukan orang suci yang bebas dari dosa seperti Rasulullah. Malah sebaliknya, setiap harinya kita tak luput dari dosa. Jangankan istighfar lebih dari 70 kali, lebih parah lagi bahkan ada hari-hari yang kita lalui tanpa beristighfar pada-Nya, tanpa meminta ampunan kepada-Nya, tanpa meminta Ridho dari-Nya.

Lalu, SIAPA KITA?

Sejenak, saya teringat akan sebuah lagu yang dilantunkan oleh grup nasyid Raihan. Liriknya sangat manis. Begitu menyentuh. Lagu ini merupakan do'a Abu Nawas ketika masa hidupnya :

I'tiraf


Wahai Tuhan, ku tak layak ke surgaMu
Namun tak pula aku sanggup ke nerakaMu
Ampunkan dosaku, terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar

Ilahi lastu lil firdausi ahlaa
Wa laa aqwa 'alaa naaril jahiimi
Fahabli taubataw waghfir dzunuubi
Fa innaka ghofirudz dzam bil 'adhiimi

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai
Dengan rahmatMu ampunkan daku oh Tuhanku

Wahai Tuhan selamatkan kami ini
Dari segala kejahatan dan kecelakaan
Kami takut, kami harap kepadaMu
Suburkanlah cinta kami kepadaMu

Kamilah hamba yang mengharap belas dariMu

Begitulah, kita sadar. Kita tak layak mendapat syurga. Rasulullah saja yang telah dijanjikan syurga masih beristighfar lebih dari 70 kali setiap harinya ditambah begitu banyak amalan sunnah yang beliau kerjakan. Lalu Kita? Kita belum pantas. Yang kita harapkan ialah Ridho Allah SWT. Berharap agar Ia kelak akan menerima setiap amalan-amalan kecil kita yang tak seberapa. Berharap agar Ia mau mengampuni seluruh dosa-dosa yang bahkan lebih banyak dari jumlah amaln kita. Melalui setiap amalan ini, kita berusaha memperoleh Ridho Nya. seraya berharap ampunan dari Nya. Semoga kelak kita bisa dipertemukan di jannah Nya. Amiin Ya Rabbal'alamin.


Sebagai penutup, teman-teman dapat menyimak cerita menarik berikut :

Suatu hari seorang anak datang kepada ayahnya dan bertanya, 
"Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita ?". 
Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata, "Tidak, nak". 

Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi, 
"Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun ?" 
Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya. 

"Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan ?" 
Ayahnya tertawa, "Mungkin tidak bisa juga, nak". 

"OK ayah, ini yang terakhir kali, apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja?". 
Akhirnya ayahnya mengangguk,"Kemungkinan besar, bisa nak dan kasih 
Tuhan lah yang akan memampukan kita untuk hidup benar". 

Anak ini tersenyum lega. 

"Jika demikian, aku akan hidup benar dari jam ke jam, ayah. 
Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, 
sehingga aku dapat hidup dengan benar......" 

sumber : http://your-motivation-here.blogspot.com/2012/07/hidup-benar-selama-1-jam.html