Kamis, 07 Maret 2013

Pemimpin dalam (salah satu) sudut pandang Habiburrahman



(menurut gue) Ada tiga jenis manusia ketika dihadapkan pada masalah :

Pertama, orang yang selalu berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri.
Rasa percaya dirinya kuat, ia enggan meminta bantuan kepada orang lain karena ia lebih percaya terhadap kemampuannya.
Kedua, orang yang langsung meminta bantuan kepada orang lain sebelum ia mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Ia lebih suka bergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan masalahnya.
Ketiga, orang yang lebih suka lari dari masalah. Ia meninggalkan masalahnya dengan harapan masalah itu akan hilang dari pikirannya dan berlalu. Ia lebih suka berada di area nyaman ketimbang berjuang menghadapi masalah.

Sementara pemimpin ialah orang yang berada ditengah-tengah ketiganya. Ia orang pertama yang menghadapi masalah, meminta bantuan ketika tidak mampu menanganinya sendiri dan meninggalkan masalah tersebut ketika ia menemui jalan buntu agar ia bisa menyelesaikan masalah yang lain.

Pemimpin adalah orang yang paling dekat dengan masalah.
Bukan yang membuat melainkan justru yang menyelesaikan.

Kalo kata kang Tere Liye dari status fbnya @lisaasilvia, pemimpin itu bagaikan intan. Intan diciptakan diperut bumi dalam tekanan tinggi dan suhu yang sangat panas, semakin tinggi suhunya, semakin tinggi pula tekanan yang ia peroleh. Jika ia bisa bertahan dan tak hancur, maka ia akan menjadi intan yang berkilau, kokoh, keras dan tak mudah dihancurkan. Begitu pula pemimpin, semakin banyak masalah yang dihadapinya, jika ia bisa bertahan, maka ia akan menjadi pribadi yang kuat, kokoh dan juga akan semakin berkilau bagaikan intan. Dan selayaknya intan pula, orang-orang akan semakin berebut untuk memilikinya #galau mode :D



Sabtu, 02 Maret 2013

Hai Dunia, menjauhlah dariku!

Hai Dunia!
Menjauhlah dariku!
Mengapa engkau datang kepadaku!
Tak adakah orang lain untuk kau perdayakan?
Adakah engkau sangat menginginkanku?
Engkau tak mungkin mendapat kesempatan untuk mengesankanku!
Tipulah orang lain!
Aku tak memiliki urusan denganmu!
Aku telah menceraikanmu tiga kali, yang sesudahnya tidak ada rujuk lagi.
Kehidupanmu singkat, kegunaanmu kecil, kedudukanmu hina, dan bahayamu mudah berlaku!
Ah... Sayang!
Sangat sedikit bekal ditangan, jalan begitu panjang, perjalanan masih jauh, dan tujuan sukar dicapai!


-Ali bin Abi Thalib r.a. dalam "Dalam Dekapan Ukhuwah"