Sabtu, 21 Desember 2013

Peraturan Tidak Hanya Untuk Dipatuhi



Siapa bilang peraturan dibuat untuk diatati? Pasti jiwa anda akan protes jika saya berkata demikian. Yang ingin saya tekankan adalah, jauh sebelum anda memilih untuk menaati sebuah peraturan, terlebih dahulu anda harus mengkritisi sebuah peraturan, karena kita tahu dan yakin bahwa yang membuat peraturan adalah manusia. Manusia yang sama seperti anda, tidak 100% benar, plus terkadang khilaf, dan juga memiliki kepentingan. Dengan kalimat tersebut, tetunya anda paham bahwa yang saya maksud dengan peraturan dalam tulisan ini adalah produk peraturan hasil “kreasi” manusia. Saya tidak membahas peraturan yang ada pada agama saya ataupun agama anda, tapi sekali lagi, peraturan yang diciptakan oleh manusia. Aturan-aturan buatan manusia yang ada disekeliling kita, dikehidupan kita, yang tanpa kita sadari, telah kita jalani tanpa kita kritisi.

Sebuah produk peraturan bisa saja dihasilkan dengan pertimbangan yang kurang tepat atau juga karena atas dasar kepentingan si pembuat peraturan. Itu semua tergantung pada yang membuat peraturan, siapa dan apa latar belakangnya. Saya ambil contoh, mengenai peraturan wajib menggunakan helm bagi kendaraan bermotor. Saya terinspirasi dengan video  “The angry Kiyai” yang akhir-akhir ini di blow up oleh youtube. Coba kita telaah lebih jauh, seseorang ditilang karena ia tidak menggunakan helm. Pertanyaan saya, apakah dengan tidak menggunakan helm, anda akan membahayakan orang lain atau pengendara lain? Tidak! Ini artinya, seseorang ditilang dan juga didenda hanya karena membahayakan dirinya sendiri. Terdengar agak aneh bagi saya mungkin juga bagi anda. Setiap orang punya hak atas dirinya sendiri bukan?

Apakah itu artinya pemerintah peduli dengan masyarakatnya? Lantas kalau memang peduli, mengapa ada sanksi? Kalau memang peduli, ada cara yang lebih baik menurut saya, seperti bagi2 helm (maunya :p), dan lain sebagainya. Terlebih lagi, bagi pengendara mobil, jika anda membaca peraturan lalu lintas lebih jauh, anda akan mendapati bahwa setiap pengendara roda empat diwajibkan membawa kotak P3K dan tentunya akan ditilang plus denda jika tidak mematuhi.

Jadi apakah itu artinya pemerintah peduli? Mmm... mungkin iya. Namun sayangnya, belum semua aparat pemerintah bisa memberikan teladan yang baik pada masyarakatnya. Ditambah lagi dengan praktek nepotisme yang mungkin sulit lepas dari diri kita.  



Jika pemerintah memang peduli dengan masyarakatnya, saya lebih setuju jika pemerintah juga memikirkan masalah lain seperti rokok. Karena jelas-jelas kita tahu bahwa rokok merusak dan lebih mematikan dibanding “mengendarai motor tanpa helm”. Dan lagi, rokok tidak hanya membahayakan si perokok sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya.

Analogi sederhananya:
1. Jika merokok: anda membahayakan diri anda dan orang disekitar anda, tapi anda tidak dihukum
2. Jika tidak memakai helm: anda membahayakan diri anda, dan anda dihukum

Ya, sekali lagi, tidak menutup kemungkinan semua dilandasi kekhilafan atau mungkin kekurang-pintaran dari si pembuat peraturan. Dan juga tidak menutup kemungkinan semua dilandasi atas dasar kepentingan. Mungkin saja, sekali lagi mungkin, peraturan berhelm diwajibkan karena ada suntikan dari perusahaan2 asuransi. Dan mengenai rokok, bukan lagi mungkin, tapi pastinya, rokok juga masih legal karena ada suntikan dari perusahaan rokok.

Sedikit opini dari saya, 

Orang cerdas tidak hanya menaati peraturan, tetapi mengkritisi peraturan. Jika ia melakukan hal yang sejalan dengan peraturan, sejatinya itu bukan hanya karena ia mematuhi tetapi karena ia ingin menciptakan sebuah keteraturan.


Jika dikaitkan dengan teori tata negara, ya inilah salah satu hasil demokrasi. Inilah wajah gelap sistem demokrasi yang secara tidak langsung “mendistribusikan” kekuasaan dan pada akhirnya, terciptalah “raja-raja” kecil di berbagai ranah pemerintahan. Masing-masing membawa kepentingan, entah kepentingan pribadi, entah kepentingan pihak lain. Terlepas dari orang-orang yang menertawakan para perindu-perindu Khilafah, suatu hal yang pasti bahwa, islam itu akan bangkit. Jika anda muslim anda tentu harus percaya, karena sumbernya adalah hadist. Beberapa hadist juga menyebutkan bahwa kebangkitan Islam akan berawal dari Timur, apakah dari Indonesia? Wallahua’lam. Terlepas dari kapan dan dimananya kebangkitan islam bermula, satu hal yang perlu kita yakini adalah, islam akan berjaya kembali seperti pada saat zaman Rasulullah SAW dulu. Tinggal kita memilih, apakah ingin ikut ambil bagian, atau hanya ingin sekedar menjadi penonton.

- Habib, Depox 21 Desember 2014

“Islam akan mencapai apa yang telah dicapai siang dan malam (artinya seluruh dunia), dan Allah tidak akan membiarkan rumah-rumah yang terbuat dari batu dan rumah-rumah yang lain kecuali diperuntukkan bagi Islam, baik dengan cara terhormat atau sebaliknya, kehormatan yang diberikan Allah untuk Islam, dan kehinaan yang digunakan untuk menghina orang-orang kafir.” (HR. Ahmad, Thabrani dan Ibnu Hibban dari Al Dariy)

”Masa kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian, selama beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa raja-raja yang menggigit selama beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa raja-raja yang memaksakan kehendak dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian. Kemudian beliau terdiam.” (Hadits hasan riwayat Imam Ahmad 37/361)


(Maaf nggak sempat cari sumber pertama :p)