Kamis, 18 Juni 2020

Cuan?

Dalam bisnis apa pun, saya yakin, keuntungan, profit, atau cuan, pastilah sesuatu yang penting. Jika orientasinya bukan profit atau laba, tidak bisa lagi disebut bisnis, tapi bisa kita sebut yayasan atau organisasi nirlaba.

Memang, keuntungan merupakan hal penting, tapi ada hal yang lebih penting yaitu bisnis itu sendiri.

Jadi begini, dalam membangun sebuah bisnis, biasanya kita mulai dari kecil dan pelan-pelan kita kembangkan menjadi lebih besar. Meskipun kata "kecil" disini relatif untuk setiap orang, tapi tentunya, apapun bisnis yang kita bangun, kita ingin bisnis ini menjadi lebih besar.

Misal, jualan baju anak. Mulai dari nyetok satu lusin, kemudian satu kodi, kemudian satu karung, dst. Mulai dari coba-coba/eksperimen/product-market-fit-test, jadi reseller, jadi agen, bikin brand sendiri, produksi sendiri, dst.

Nah, disini tentu ada proses. Jika di awal bisnis, Anda mentargetkan punya omzet dan keuntungan selangit, namun kapasitas pengetahuan dan pengalaman Anda tidak memadai, maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi:
1. Anda habiskan uang, belanja modal, karena terlalu menggebu-gebu kemudian pusing sendiri terkait pemasaran dan penjualan.
2. Anda stres karena ingin segera untung besar, pada akhirnya malah melunturkan semangat berbisnis
3. Anda beruntung, target tercapai, namun peluangnya sangat kecil, dan sulit bertahan lama.

Tidak sedikit pebisnis pemula yang lupa bersabar. Sabar disini bukan berarti memaklumi semua keterbatasan dan mengabaikan pertumbuhan bisnis, melainkan sabar dalam mempelajari bidang bisnis yang kita tekuni, pun juga sabar dengan apa yang kita peroleh.

Jika saat ini Anda baru memulai bisnis online, punya omzet kecil, jangan sampai terlintas kalimat "Aduh kerja berat, nyetok, ngiklan, cek pembayaran, bungkusin barang, ngantar ke JNE, untungnya cuma segini, kapan kaya nya"
atau "Ini mah ga nutup, mending cari kerjaan lain aja"
atau "Duh, ribet banget, dapetnya cuma segini, berhenti aja deh"

Well, once again, entrepreneurship is a journey. Seperti yang saya sampaikan tadi, keuntungan itu penting tapi ada yang lebih penting, bisnis itu sendiri. Tujuan kita berbisnis bukanlah keuntungan semata, apalagi bagi orang yang baru mulai berbisnis. Ada dua tujuan yang lebih penting, yaitu belajar dan mengembangkan bisnis.

Jangan hanya fokus pada keuntungan, karena Anda akan lelah sendiri jika matriks bisnis Anda hanya profit dan cuan. Tapi pikirkan bagaimana mengembangkan bisnis, bagaimana membangun brand, bagaimana membangun jaringan, dll.




Jika Anda ingin membangun tempat tinggal, namun yang Anda pikirkan hanya bagaimana agar tidak kepanasan dan kehujanan, maka Anda akan segera berfikir untuk membeli tenda. Lebih murah, lebih hemat waktu, praktis, dan Anda akan berfikir bahwa Anda sudah untung. Sebanyak dan sebesar apapun tenda yang Anda beli, yang Anda miliki pada akhirnya tetaplah tenda, bukan rumah.

Tetapi ketika Anda fokus untuk membangun rumah yang indah, besar, megah, kokoh, maka Anda akan mulai untuk belajar. Belajar merancang, membangun pondasi, mengaduk semen, membangun dinding, menyusun bata, merangkai atap, memasang jendela, mengecat, dll. Anda akan mulai dengan belajar dan mencoba. Itu semua membutuhkan waktu, karena ada banyak hal yang harus Anda ketahui dan pelajari.

Jika Anda tipe orang yang tidak sabaran, Anda mungkin akan berfikir lagi tentang tenda, beli, kemudian rakit, satu atau dua hari jadi.

Tapi jika Anda membangun rumah, setelah satu pekan pun mungkin Anda baru selesai menggali pondasi. Belum ada rumah, apalagi kamar dan tempat tidur yang bisa ditempati. Sudah berusaha keras, badan lelah, capek, namun Anda tetap harus keluar cost untuk ngontrak dulu, atau numpang di rumah orang tua dulu. Disinilah Anda harus bersabar dan terus belajar.

Bukan tidak ada hasil, hasilnya ada, tapi belum bisa betul-betul Anda nikmati. Karena masih sebatas galian pondasi.

Terkadang pada saat awal membangun bisnis, kita merasa effort yang kita keluarkan tidak sebanding dengan keuntungan yang kita peroleh. Letih, cape, lelah, tapi cuan nya kecil.

Maka, ingat lagi filosofi membangun rumah. Fokus pada bagaimana membesarkan bisnis Anda. Bagaimana memperbesar demand, menjaga supply, meningkatkan kualitas, memperkuat brand, maintain cashflow, dst.

Maka Anda akan mulai belajar, dan terus bereksperimen dengan inovasi-inovasi yang Anda miliki

Jumat, 16 Agustus 2019

Entepreneurship For Me

"Entepreneurship is a Journey, Physically, Mentally, and even Emotionally"

I really appreciate for those who is taking on greater than normal financial risks to solve people's problem


Worth to read:
https://www.shopify.com/blog/117049413-what-exactly-is-an-entrepreneur-and-how-do-you-become-one-today

Catatan Workshop Eksklusif Nadiem Makarim

Apa goals dari seorang founder startup?
Membuat organisasi yang lu bisa untuk ngga selamanya disitu

Make something faster, cheaper, better

Seperti apa founder/ cofounder yang pas?
Founder yang memberikan sesuatu lebih dari hidupnya. Dia hidup nggak cuma untuk dirinya sendiri. Founder yang bisa memikirkan dan melakukan sesuatu diluar hidupnya.

Dari mana founder belajar?
80% kegagalan, 20% kesuksesan

Gagal Total = Menyerah

Tentang sukses
Sukses korelasinya hanya satu, yaitu berapa kali kita nyoba

Apa yang penting dalam sebuah startup?
1. Proses
2. Data, setiap keputusan harus berdasarkan data kuantitatif, evidence based
3. Komunikasi, harus tahu kapan, mengapa, dan apa dampak dari seseorang membuat keputusan

Mendengar atau Bicara?
Kemampuan mendengar jauh lebih penting dari kemampuan bicara

Pentingkah Visi/ Misi/ Goals?
Misi harus bisa dikomunikasikan CEO ke setiap orang. Tim, investor, mitra, customer. CEO harus punya keyakinan terhadap misi

Tentang Masalah
Start Up di awal tidak harus melulu mikirin duit. Startup harus fokus pada penyelesaian masalah. Ketika banyak orang terbantu, maka duit akan datang sendiri

Setiap startup harus firm/confirm dengan Problem Statement, masalah apa yang ingin diselesaikan
Harus mampu mengidentifikasi problem yang pain enough, bisa disolusikan, dan solusinya scalable. Marketnya harus cukup besar agar scalable.

Dua Problem statement of Go Food:
1. Lu bisa makan apa aja, dimana aja
2. Orang bisa jualan makanan dari mana aja

Investment?
Harus punya alasan yang jelas kenapa raising fund? Harus bisa membuktikan dulu kalo customernya sudah ada dan bisnisnya scalabale.

Joint Venture?
Jangan buru-buru join venture, apalagi kalo kita sebagai minoritas di JV. JV sebenarnya bukan mainan kecil (startup). Bakal pusing sendiri mikirin JV, bisa2 mothership company terbengkalai. Belum tentu JV memberikan income yang cukup buat mothership company lu.

Ideal CEO?
CEO harus fokus, one thing at a time. Tidak ada startup yang bisa sukses jika CEO nya "nyambi"



...akan dilanjutkan/dilengkapi dilain waktu


ada yang minta ttd kaos


Jumat, 29 Maret 2019

Mantan

Andai...

Andai kita, diminta untuk memilih
Satu dari dua kalimat, kira-kira kalimat mana yang akan kita pilih?

1. "Dulu, aslinya saya orang ga bener"

2. "Dulu, aslinya saya orang baik"

=============

1. "Dulu, saya orang terpandang, kaya"

2. "Dulu, saya orang miskin, mau makan aja susah"

=============

Ada mantan Orang Baik, ada pula mantan Penjahat
Ada mantan Orang Kaya, ada pula mantan Orang Miskin
Ada mantan Supir, ada pula mantan Bos
Ada mantan Ustad, ada pula mantan Preman

Semua punya masa lalu.
Dan yang perlu sama-sama kita ingat:


Hari ini, adalah masa lalu bagi sesiapapun yang ada di masa depan. 

Sehingga, jangan pernah merendahkan orang lain, siapapun dia, apapun statusnya dan keadaannya saat ini.

Pun sebaliknya, jika saat ini keadaan kita disulitkan oleh Allah SWT, banyak ujian, hidup pas-pasan, amalan seadanya, jangan pernah sedikit pun kita putus asa terhadap Rahmat Allah SWT. Karena selalu ada harapan bahwa hari esok, Allah akan memperbaiki keadaan kita.

Perkara hari esok tiada yang tahu selain Dia

Tetap berusaha, dan hargai siapa saja

Semoga tulisan ini bisa mengingatkan kita semua khususnya saya pribadi.

Minggu, 06 Januari 2019

Tidak Disukai

Ini tulisan singkat dan ringan

Mungkin termasuk cita-cita kita adalah agar disukai oleh banyak orang, karena tentu tidak ada dari kita, manusia normal, yang dengan rela hati ingin dibenci oleh orang lain. Terkadang kita risih jikalau tahu si fulan tidak suka dengan kita. Bisa jadi dia tidak suka dengan perawakan kita, sikap kita, atau bahkan bau badan kita, hhe.

Selama beberapa tahun saya menonton youtube, saya belum pernah menemui ada video, yang sudah ditonton banyak orang, namun jumlah dislike nya nol. Selalu saja ada dislike. Sekali lagi, selalu ada dislike. Bahkan video-video ceramah seperti ceramah AA Gym atau Ustad Abdul Somad sekalipun yang kita tahu banyak manfaatnya, tetap ada dislike.

Bahkan Rasulullah salallahu'alaihiwassalam, manusia terbaik yang sering kita sebut namanya dan bershalawat untuknya, pun ada orang-orang yang tidak suka dengan beliau salallahu'alaihiwassalam.

Jadi apakah ada masalah dengan "tidak disukai"?  Tentu ada. Jika banyak orang yang tidak suka dengan Anda, mungkin ada yang salah dengan diri Anda. Bisa jadi Anda penjahat, hha, segeralah introspeksi.

Dulu waktu masih mahasiswa, saya pun pernah tidak disukai oleh si fulan (bukan fulanah). Bagaimana saya tahu? Karena si fulan menunjukkan ketidaksukaannya dalam sikap dan tindak tanduknya. Apa yang saya lakukan? Saya coba tanyakan ke si fulan, namun saya tidak temui jawabannya. Jadi? Saya coba introspeksi, perbaiki diri, dan keep move on.

Jadi, jika ada orang yang tidak suka dengan Anda, bukan berarti Anda penjahat. Jika Anda kenal orangnya, ajak biacara dan tanyakan. Tujuannya? Bukan untuk membuat dia suka kepada Anda, tetapi agar Anda bisa memperbaiki diri atas masukannya, mudah-mudahan kritikannya bisa membuat Anda menjadi pribadi yang lebih baik.

Jangan lupa berterimakasih kepada orang-orang yang mengkritik Anda

Maka, baik yang suka atau yang tidak suka, keduanya mengandung hikmah dan Rahmat dari Allah Ta'ala karena Allah tidak menciptakan apapun, termasuk perasaan tidak suka, secara sia-sia.


وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ
Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir; maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka. [Shâd/38:27].
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 05 Mei 2018

Bersihin Laptop Itu Penting

Ternyata bersih-bersih laptop itu penting! Baca pelan-pelan ya, semoga manfaat 😊

Singkat cerita, laptop saya memiliki CPU core i7 dengan 4 core, 8 threads dengan win 7. Sudah beberapa tahun terakhir mengidap penyakit aneh. Kenapa aneh? Karena dua tahun terakhir, hampir setiap kali laptop saya "bekerja keras", atau setelah hibernate dipaksa kerja agak berat, pemakaian CPU 0 langsung naik mendekati 100%, sementara CPU lain (1-7) normal-normal saja. Gejala ini biasanya ditemui saat putar video dengan sering menggeser toggle waktu-video (maju-mundur), saat bermain game, atau saat banyak program yang dibuka bersamaan. Alhasil suhu laptop meningkat dan fan atau kipas menderung bak helikopter mau tancap gas.

Gejala ini sudah dua tahun saya alami namun saya biarkan saja. Biasanya saya solusikan dengan meng-sleep kan laptop. Setelah sleep, biasanya CPU 0 akan kembali normal. Meskipun gejala akan kembali mucul jika saya memaksa laptop kerja keras lagi.

Hingga pada akhirnya kemarin, saat nostalgia bermain Counter Strike (CS), saya mulai terganggu dengan gejala ini, karena membuat video game yang saya mainkan jadi suka nge-lag atau patah-patah dan laptop semakin panas. Akhirnya saya coba gugling masalah ini dan mencoba cari solusinya. Ada berbagai solusi yang saya temui dan saya coba, diantaranya ubah setting scheduller dan dissable sound effect. Setelah mencoba keduanya, masih belum berhasil, CPU 0 masih menunjukkan gejala aneh dan CS tetap nge-lag. Namun, masih ada satu solusi yang belum saya coba yang saya temui di: https://superuser.com/questions/585578/disabling-system-interrupts-in-windows-7-high-cpu-usage-semi-solved

Bongkar ASUS N43S

Solusinya ialah membersihkan laptop dari debu. Awalnya saya ragu untuk mencoba solusi ini, namun karena sudah buntu, akhirnya saya coba. Berbekal video dari youtube, saya coba ikuti tutorial bongkar laptop ASUS N43S. Namun tidak sepenuhnya saya bongkar, hanya keyboard, cover RAM dan cover Hard Disk. FYI untuk laptop saya, fan/kipas dapat diakses langsung dari bawah keyboard. Kemudian saya coba sedot debu-debunya dengan vacum cleaner. Penyedotan saya lakukan di setiap lubang, khusunya lubang saluran udara, baik udara masuk maupun udara keluar secara bolak balik beberapa kali.

Saya coba nyalakan, test main CS, voila! Suhu laptop tidak sepanas biasanya saya main CS. Saya coba mainkan agak lama, diikuti menyalakan video untuk memastikan penyakit laptop saya benar-benar hilang. Alhamdulillah CPU 0 berjalan normal dan kembali sehat. Tidak seperti sebelumnya yang naik ke 100% jika 'dipaksa' kerja. Kemudian saya coba matikan dan bersihkan kembali dengan sedot debu, tisu yang dibasahkan, dan kuas lukis. Setelah memastikan semua bersih, saya pasang dan test fan/kipas nya kembali dengan menyalakan laptop. Alhamdulillah sampai postingan ini dikirim, semua baik-baik saja, dan suhu laptop saya sekarang tidak sepanas biasanya. Sesaat sebelum posting, saya coba main CS setengah jam lebih, dan alhamdulillah CPU 0 engga bandel lagi kayak sebelumnya. Semua core CPU berjalan normal. Selain itu, kinerja CPU ketika tidak bermain video game, juga semakin baik, dibawah 5%. Biasanya cenderung lebih tinggi.



Dugaan saya, mungkin gumpalan debu yang ada di kipas laptop menyebabkan kinerja kipas menurun dan laptop jadi overheat, akhirnya CPU 0 jadi bergejala 'aneh'.

Bongkar Compaq Presario V3700

Setelah berhasil dengan ASUS N43S, saya coba lakukan cara yang sama pada laptop istri, disebabkan laptop Compaq milik istri saya juga sering 'kepanasan'. Setelah cek video di youtube, saya coba bongkar keyboardnya, namun gagal. Bautnya terlalu keras/kencang, sehingga susah dibuka. Saya hanya bermodalkan obeng mini yang panjangnya sekitar 4 atau 5 cm, jadi jari akan berasa perih saat memaksakan memutar obeng untuk membuka baut yang keras. Akhirnya saya urungkan untuk bongkar si Compaq.

Akhirnya saya hanya menyedot lubang-lubang saluran udara dengan vacum cleaner. Saya fokuskan pada saluran udara masuk dan keluar secara bergantian. Saat disedot, muncul serpihan gumpalan debu yang menyangkut pada saluran udara masuk. Saya gunakan jarum untuk mengangkat/mencongkel gumpalan debu itu keluar. Kemudian saya nyalakan laptop untuk membiarkan kipasnya bekerja, setelah itu dimatikan dan disedot lagi untuk memastikan semua debu hilang.

Hasilnya? Alhamdulillah tanpa repot-repot bongkar body laptop, sekarang Compaq Presario milik istri sudah tidak panas seperti biasa, lebih adem meskipun tidak sedingin kulkas.

Apa kesimpulannya?

Jika laptop anda sudah berasa agak panas atau sering overheat, segeralah bersihkan laptop khususnya bagian fan/kipas. Tidak perlu repot-repot bongkar laptop jika anda merasa kesulitan, cukup sedot lubang saluran udara masuk dan udara keluar secara bergantian dan berulang-ulang menggunakan vacum cleaner. Jika terlihat gumpalan debu menyangkut di saluran udara laptop saat anda sedot, keluarkan/congkel dan jangan dibiarkan.

Bersihkan laptop secara rutin, mungkin ada baiknya lakukan per enam bulan sekali.

Semoga sharing pengalaman ini bermanfaat agar laptop kita lebih awet dan ngga risih dengan laptop yang gampang panas. Kalau teman-teman punya pengalaman serupa atau yang lebih baik, boleh di share biar kita sama-sama berbagi ilmu.

Rabu, 03 Januari 2018

Dunia Yang Kita Perebutkan

Malam ini, selepas sholat Isya, saya bercengkerama sedikit dengan istri.

Istri: Bang, lapar...
Saya: Hmm, makan hanya untuk orang2 lemah...

Sedikit flash back, candaan seperti diatas saya dapat dari Dennis, temen di ILCS dulu. Ini terjadi ketika saya ngajakin doi makan siang. Lebih kurang dialognya seperti ini:

Saya: Den, lo makan ga?
Dennis: Makan? Makan cuma buat orang2 lemmahh!
Saya: Haha, oke oke, berarti lo jangan makan ya
Dennis: Ya gw makan lah bib, gw kan lemah, wkwk
Saya: Zzzz
Dennis: Semua manusia lemah, kalo ada manusia yang kuat ga makan, ya silakan aja wkwk
p.s: sorry ya Den kalo narasi/dialognya salah wkwk

Nah, jadi ceritanya, malam ini, setelah candaan tentang makan, saya sampaikan ke istri tentang betapa lemahnya manusia. Bahkan dengan rasa lapar aja, kita lemah, apalagi dengan kebutuhan oksigen.

Sekuat apapun manusia, jikalau lapar pasti akan jadi lemah. Sepintar apapun manusia jikalau lapar, pasti lemah. Bayangkan seorang Mike Tyson, jika sebelum Fight, dia ngga dikasih makan lima hari berturut2, jangankan untuk menang KO, mungkin untuk duduk pun dia ngga sanggup. Atau seorang mahasiswa yang cerdas, pintar, langganan cumlaude tiap semester, jika sebelum UAS dia nggak makan selama tiga hari berturut2.... Ya, nggak usah dibayangin lah ya, serem soalnya ngebayangin orang nggak makan berhari2 kayak orang yang nyasar di gurun sahara, lemes kehausan.

Lebih-lebih lagi dengan udara. Malam ini saya berandai-andai dengan istri. Coba bayangkan, jika Allah SWT menghilangkan udara di Bumi ini, 10 menit saja, kemudian Ia kembalikan lagi udara itu ke Bumi, kira2 berapa banyak manusia yang tersisa?

Sembari bercanda, jawaban kami: Ya mungkin hanya tertinggal orang2 sakit yang lagi dirawat pake tabung oksigen; Atau penyelam yang lagi make tabung oksigen juga; Atau orang-orang di gua atau yang lagi gali terowongan yang mereka kebetulan juga lagi pake tabung oksigen; Atau orang-orang di stasiun luar angkasa.

Jika ini benar-benar terjadi, mungkin dalam satu provinsi hanya tertinggal beberapa ratus orang saja. Lebih jauh lagi, kami coba membayangkan, jika Allah SWT menghilangkan manusia di Bumi untuk menjaga kelestarian Bumi, kira-kira apa yang akan terjadi?

Bayangkan jika suatu hari, 99,999% manusia benar2 dihilangkan seketika dari muka Bumi. Bayangkan jika dalam sekejap, HANYA kita, keluarga kita, dan segelintir orang di berbagai penjuru Bumi yang tersisa. Apa yang akan terjadi?

Kita akan melihat lingkungan tempat tinggal kita sepi dan sunyi. Kita mulai mendengar suara kicauan burung. Suara deru angin, daun dan dahan yang tertiup angin. Suara-suara ini semakin lama semakin terdengar jelas. Tidak lagi terdengar suara mesin-mesin kendaraan lalu lalang di depan rumah. Tidak ada lagi orang-orang berlalu lalang. Mall, toko, dan pasar terlihat begitu sepi dan sunyi. Rumah-rumah tak lagi berpenghuni.


Ilustrasi: foto suasana kota London saat sepi


Bayangkan kita yang masih terpana, mencoba berkeliling. Kita nyalakan kendaraan kita, suara mesinnya terdengar begitu jelas. Kita berkeliling. Mungkin kita akan menemukan jalan-jalan yang begitu sepi atau mungkin akan kita temukan kendaraan2 terparkir di tengah jalan namun tak bertuan. Terlihat mall-mall begitu sepi. Supermarket penuh dengan makanan dan kebutuhan sehari-hari, namun tak satu orang pun ada di dalamnya. Toko perhiasan sunyi, tidak ada penjaga tidak ada pembeli.

Mungkin, hal pertama yang akan kita lakukan setelah kita terlepas dari keterpanaan, kita akan bereksplorasi dan menjarah. Menjarah untuk bertahan hidup satu atau dua tahun kedepan. Karena jual beli tidak lagi ada dalam waktu dekat. Restoran, warteg, dan warung nasi padang, tidak akan menyediakan makanan untuk kita. Sudah tidak ada yang memasak. Uang tidak lagi berlaku

Ya, ini dia, uang tidak lagi berlaku. Apapun yang kita inginkan, tinggal ambil di toko. Tidak ada yang jaga, tidak ada manusia. Tanah-tanah kosong tidak lagi berpunya. Rumah-rumah tidak ada pemiliknya. Banyak rumah kosong, kita tinggal pilih. Banyak tanah kosong, kita tinggal pakai. Jual beli sudah tidak ada. Perhiasan, banyak sekali, tertinggal di toko2. Tapi kita sudah tidak butuh. Perhiasan tidak lagi menarik, bahkan mungkin kita bosan melihatnya. Mungkin, semua kembali seperti zaman dulu, seperti zaman-zaman awal kehidupan manusia, dimana hal utama yang dibutuhkan manusia, selain udara, ialah makan.

Lalu, coba kita lihat kehidupan kita saat ini, orang-orang sibuk dengan perhiasan dunia yang tak seberapa. Mereka kesal ketika uang 100rb hilang, atau dirobek anak-anak mereka. Mereka risih ketika melihat rekan-rekan mereka sudah mulai mencicil rumah atau mobil. Mereka bersusah-susah untuk memiliki rumah, kendaraan dll. Mereka bersusah-susah mengumpulkan rupiah untuk membeli sepetak tanah sebagai investasi. Mereka berebut menabung emas, mereka berebut mencicil rumah, mereka berebut perhiasan dunia yang tak seberapa.

Mereka kah? atau Kita?

Bayangkan ketika harta tidak lagi berharga, ketika tanah yang luas tidak ada nilainya, apakah kemudian yang kita cari?

Allah SWT mungkin tidak akan menghilangkan sebagian besar manusia di Bumi ini, hanya untuk menunjukkan pada kita bahwa harta itu sesungguhnya tidak bernilai. Bahwa sesungguhnya rupiah dan emas itu tidak berharga di sisi Nya. Tapi satu yang pasti, suatu saat kematian akan menunjukkannya kepada kita. Bahwa apapun yang kita miliki, apapun yang kita cari dan kita usahakan, tak ada satupun yang berharga dan bernilai, kecuali 'amalan kita di sisi Allah SWT. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita dan memberi kita hidayah agar senantiasa istiqomah untuk berpegang teguh pada tali (agama) Nya. Aamiin.


***


Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. [Al-‘Ankabût/29: 64]


Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sementara banyak orang berada di dekat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau berjalan melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allâh, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian. Shahih: HR. Muslim, no. 2957




Seandainya dunia di sisi Allâh sebanding dengan sayap nyamuk, maka Dia tidak memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir. Shahih: HR. At-Tirmidzi, no. 2320 dan Ibnu Mâjah, no. 4110 dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu anhu. Lafazh ini milik at-Tirmidzi.


"Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya” (HR. Bukhari dan Muslim)



Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Rabbmu lebih baik dan lebih kekal.” (QS.Thâhâ/20: 131]


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Munaafiqun: 9).


Sumber: https://www.syahida.com/2016/07/03/5092/sesungguhnya-istri-anak-dan-harta-hanyalah-ujian-untukmu/#ixzz56UlhMCH8 
Follow us: @syahidacom on Twitter | syahidacom on Facebook



Gambar:
http://aidadolken.blogspot.co.id/2014/01/mengintip-jalanan-di-london-yang-sepi.html

Quran/ hadist:
https://muslim.or.id/6822-tak-lebih-berharga-dari-sehelai-sayap-nyamuk.html

p.s: mohon dimaafkan jika ada kata, kalimat, atau ejaan yang salah, maklum posting malam-malam, agak ngantuk :p