Jumat, 02 November 2012

Patah


Teguh kokoh batang jati
Tinggi menjulang dahan nan tinggi
Cengkeram mendalam akar di bumi

Semakin tinggi
Semakin kokoh
Angin pun iri
Mencoba menguji

Angin datang tak kunjung henti
Terpaan datang silih berganti
Akar di hujamkan
Cengkeram diperdalam

Semakin tinggi
Semakin kokoh
Tak lelah akar mencengkeram
Tak bosan bumi menggenggam

Tiba-tiba
Ujian kembali datang
Lebih ganas lebih garang

Bersorak takut penghuni lembah
Kemarau datang!
Kemarau datang!
Kemarau datang!

Mulai tandus, kering, gersang
Haus, lelah, bersusah, berpayah
Namun hati tetap tabah

Lihat sekeliling
Rekanan tumbang
Kawan pun hilang
Hanya tinggal badan sebatang

Angin semakin garang
Di tanah yang gersang
Topan dan badai mulai datang

Ah, apakah ini akhirnya?
Apakah ini takdirnya?

Angin semakin garang
Gugur daun dari batang
Jatuh buah berserakan
Hati tersenyum
Riang meski batang mulai goyang
Riang meski diri terasa akan tumbang
Riang meski ajal sudah datang

Ah, inilah perjuangan
Sedikitpun tak ku menyesal
Sedikitpun tak ku menyesal
Terimakasih angin
Bibit-bibit ku sudah di tempat yang kuharapkan

3 komentar:

  1. Ya Allah, dek. Berkaca-kaca mata kakak membaca puisimu di atas. Semacam #JLEB :")

    Izin copas/ share/ dsb ya!

    BalasHapus
  2. Dari sudut mana puisi ini bisa dibilang bagus kak? -..-

    BalasHapus
    Balasan
    1. puisi itu bagus ngganya tergantung yg baca. susah juga dijelasinnya ya. pokoknya semacam "bercermin" baca puisi di atas.. (._.)

      Hapus